Rabu, 13 Mei 2009

Gunung Ungaran,Maret 2009

Untuk kali keduanya feat Terpal saya menuju Gunung Ungaran dengan puncaknya tertingginya 2050 m dari permukaan laut (berdasarkan peta).Rute kendaraan yang ditempuh Semarang-Bandungan-Candi Gedong songo dapat ditempuh selama satu jam saja karena kami berangkat dari Semarang pukul 10 malam dan selanjutnya "ngecamp" di rumah Pak Rohmat yang akan mengantar menuju lokasi esok paginya.banyak para pendaki yang menyarankan ke saya untuk tidak melewati jalur gedong songo karena medannya yang terjal tanpa bonus track.tapi berkat guide local (Putra Pak Rohmat) kamipun dilewatkan jalur alternative melingkari gedong songo,jalur relative ada bonus track landai dan memang ada benarnya kata rekan2 pendaki,jalur gedong songo dilihat dari jalur alternative nampak terjal karena melewati satu bukit.selain itu juga jalur gedong songo tidak gratis karena musti bayar tiket untuk masuk..hehe..

Pada awal perjalanan kami melewati perkebunan,dari perkebunan tersebut nampak Rawa Pening,Gunung Merbabu,Gunung Merapi dan disudut arah ke barat nampak Sindoro Sumbing.
Pemandangan yang menarik,pas kebetulan langit yang cerah dan berwarna kebiruan.
dari Perkebunan hingga di ketinggian 1800 m dpl ditempuh jalan kaki kurang lebih 2 jam,jalur menanjak tapi terkadang (langka) jalur berbaik hati dengan sedikit bonus landai.Vegetasi pegunungan dengan tipikal hutan lumut(Lower montane forest) bisa dijumpai pada ketinggian 1600-1800 m dpl.jenis2 keanekaragaman flora lebih kaya diarea ini.

Dari Pos 1800 m,kami memutuskan untuk ke salah satu puncak,yaitu puncak butak.bukan merupakan puncak yang biasa untuk pendakian.dari pos 1800 m menuju puncak butak memakan waktu 1 jam..namun,medan terjal 45 derajat hingga kemiringan yang mengharuskan memanjat.jalur menuju puncak melewati igir2/punggungan gunung,jadi keseimbangan musti dijaga atau kalo takut lebih baik merangkak..(-:
vegetasi di sekitar puncak hingga puncak berupa padang rumput savana dan merupakan tempat yang terbuka.dan keanekaragaman flora disini kurang dibanding pos 1800 m dpl.

Selasa, 28 April 2009

Gunung Lawu menuju Puncak (akhir 2008)

Setelah dinantikan dan direncanakan berulang kali dan sering kali batal mungkin lebih tepatnya delay,meminjam istilah penerbangan tapi tanpa ada yang complain,akhirnya terlaksana juga cita2 ke puncak gunung Lawu..
Walaupun saya sering ke Gunung Lawu (sekitar lereng gunung Lawu,lihat pada post sebelumnya),tetapi menuju puncak sejatinya baru terlaksana pada kesempatan kali ini.

Perjalanan kali ini tidak seperti biasanya,karena tidak fokus ke ekplorasi,lebih kepada pemenuhan nadzar saya yang tertunda,nadzar jika saya lulus S-1 saya akan menuju puncak lawu.yang seharusnya terlaksana tahun 2007,otomatis perlengkapan fotografi tidak saya bawa lengkap.

Saya dan teman Terpal(Adri feat.terpal untuk pertama kalinya) berangkat dari Yogja menuju Cemara Sewu yang kurang lebih ditempuh selama 2,5 jam ,kemudian Pendakian dimulai dari Pos Cemara sewu +-1800 m dpl,dengan ditemani Kang Yanto dan Londho(sederek dari Paguyuban Giri Lawu,disingkat PGL).
Kami menempuh +-6 jam perjalanan hingga di pos terakhir (+-3100 m dpl)..

Awal track kita akan disambut oleh "vegetasi asli",maksudnya asli buat memenuhi kebutuhan perut,"asli" jenis2 vegetasi lahan pertanian hingga pos I,lewat dari pos I sampai ke pos terakhir lebih banyak didominasi hutan cemara dan sisa2(pernah terbakar hebat) vegetasi tipe hutan gunung jawa timur diatas ketinggian 2000 m dpl.

Tidak disarankan bagi pecinta keanekaragaman flora untuk melalu jalur ini.disarankan berangkat dari jalur Candi Cetho .walaupun track lebih panjang dan menantang,menurut info diperlukan sekitar 3 hari perjalanan untuk mencapai puncak. tapi "impas" perjalanan tersebut dengan adanya keanekaragaman floranya lebih tinggi.

Pada umumnya Track Cemara Sewu amat bersahabat bagi saya karena jalurnya yang jelas,bukan jalur jalur setapak dan jalurnya dilapis batu atau istilah belandanya makadam (maklum obyek wisata ritual),akan tetapi track tersebut sepertinya menjadi tidak bersahabat bagi rekan saya,Mr.Nak Nyo karena kakinya terantuk batu pada awal pendakian dari Pos I menuju ke Pos II sehingga jalannya jadi "abnormal" dan jalur menanjak yang dijumpai pada ketinggian antara 2400-mendekati sendang drajat lebih tepatnya disebut jalur bertangga.

Setelah melewati jalur bertangga kami pun berhenti di Sumur Jalatunda beberapa rekan yang "Slim" bahasa jakartanya body ideal bahasa jelasnya badannya kecil dan kurus,tapi bukan kurus sakit,turun ke Sumur yang memiliki kedalaman mungkin sekitar 30 meteran dan saya menunggu diatas karena menyadari kelas berat melibihi tonase dan tidak bisa masuk ke mulut sumur yang kecil itu (-: ..sehabis ambil air sumur tersebut kami melanjutkan perjalanan hingga sampai di pos terakhir dan kami pun ngecamp 1 malam disana,lebih tepatnya mondok/nginap karena Warung mbok(lupa namanya) merupakan "rumah" bagi para pendaki dengan kapasitas 50an orang..dan dome yang kami bawapun tetap bertempat di Tas Carrier.

Hari kedua menuju puncak,yang sebenarnya tidak jauh dari basecamp terakhir.sangat disayangkan cuaca mendung,berkabut dan sering turun gerimis..kurang ideal untuk fotografi, setelah foto sekeliling dan rekan yang terjangkit virus narsis memuaskan diri berfoto..kami pun turun ke basecamp yang selanjutnya masak untuk makan siang dan turun ke Cemara Sewu.

Tidak lupa sebelum turun kami menyempatkan diri "berpamitan" kepada Sunan Lawu.Ya namanya bertamu pasti pamitan bukan??

Dalam perjalanan turun,kami pun berhenti di Sendang Drajat,sebuah sumber air atau kubangan berisi air lebih tepatnya..
Sayangnya,dari rekan2 yang pada awalnya berniat mandi di Sendang Drajat tiba2 mengurungkan niatnya, tinggallah saya,mojhol dan Nak Nyo yang mandi..ya, kesan pertama air yang jatuh dikepala serasa di jatuhin barang berang yang utuh,dingin sampai perih dan mati rasa..tapi selepasnya jadi hangat,sensasi unik bukan?

Abis Mandi,lanjut lagi perjalanan,dari Sendang drajat menuju Cemara Sewu..perjalanan pulang cuma ditempuh selama 3 jam..(bisa sambil lari..hehe).dan dalam perjalanan pulang kami sering berpapasan dengan pendaki lain dan "pendaki" ritual(maklum bulan suro,mo nyuci keris kata simbah)..dan tidak jarang jalur pendakian jadi macet,saking banyaknya yang naik,sampai kita harus bergantian..(Puncak nggak kalah loh)
dan pemandangan unik yang tidak kalah menarik dari pemandang gunung itu sendiri adalah kostum para "pendaki" yang ???...

Ada yang berpakaian hitam2 pake caping pak tani dan bawa tongkat yang diukir..
dalam hati saya berkomentar "Ki sanak,perjalanan masih jauh,Ki sanak dari mana?,pusaka kyaisuduklakang hanya bisa didapatkan bagi yang berhati bersih ki sanak(hehe)"
Ada pula yang pake Helm,ya helm motor.."ada event off road diatas ya pak?"
Ada yang bawa koper "naik haji kloter dari Gn.Lawu?"
Ada yang berdandan dan make parfum wangi banget "ada mall diatas?"
Yah bermacam2 dan aneh2,kostum peserta benteng Takeshi pun jadi kalah menarik.

Tidak terasa karena sambil mengamati fenomena unik tadi, sampai juga di Cemara Sewu,disambut sdr2 PGL..kita pun makan bareng..
dengan suasana yang kekeluargaan
dan sayapun masih tertegun,terbawa perasaan setengah tidak percaya klo saya akhirnya sampai juga di Puncak Gunung Lawu..
dan packing kami pun balik lagi ke YOgja..
Sampai jumpa lagi Gunug Lawu dan saudara2 PGL

Lawu akhir 2008.